Skip to main content

Full text of "Buletin Al Hidayah Tahun ke 8"

See other formats


Larangan ghuluw secara umum 

Dan Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, 

"Jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya sikap 
berlebihan itulah yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian" (HR. 
Ahmad, Turmudzi dan Ibnu majah dari Ibnu Abbas) 

Hadits ini menunjukkan larangan ghuluw secara umum baik dalam 
keyakinan, ucapan maupun amal perbuatan. Rasulullah melarang ghuluw secara 
umum karena itu adalah sebab kebinasaan. Dalam shahih Muslim, Ibnu Mas'ud 
radhiyallahu anhu berkata: bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam 
bersabda: 

"Binasalah orang-orang yang bersikap berlebih-lebihan. " (diulanginya ucapan 
itu tiga kali). 

Sekian, semoga tulisan singkat ini bermanfaat -insyaAllah bersambung 
dengan artikel berikutnya-. *) Tulisan ini disarikan dari kitab Fathu Al Majid 
Syarhu Al Kitabi At Tauhid. Abu Zakariya Sutrisno. 

, Q 

^ Kajian Rutin MTAL Hidayah 

Kajian Hari Jum'at : 8.15-9.45 Halaqah Al Qur'an dan B.Arab, 9.45- 

10.00 istirahat (snack), 10.00-11.00 Kajian Umum. 
Hari Sabtu Pagi : Tafsir & Fiqih 



Buletin Al Hidayah diterbitkan oleh Majelis Ta'lim Al Hidayah, yang berada dibawah Maktab 
Dakwah Naseem, Riyadh, Saudi Arabia. Penasehat Ustadz Abu Ziyad Eko, MA. Pimredi: Ust Abu 
Zakariya MSc. Redaksi: Dr. Faridh Fadilah, dll. Informasi, saran & kritik ke alhidavah,ksa(5)qmail,com 
atau sms ke 0541072469. Info: www.alhidayahksa.wordpress.com 



' - /(r^ba - //«„ty C/ Edisi 04, Th VIII/ Jumadil Akhir 1436H/ April 2015 



(jfiuCu'W Herhaday Orang Shalih 



Segala puji bagi Allah, shalawat dan 
salam atas Rasulullah. 

Islam memerintahkan untuk 

bersikap pertengahan (tawasuth) dalam 

segala hal. Tidak boleh berlebihan 

(ghuluw) atau sebaliknya meremehkan 

(tafrith). Termasuk bagaimana bersikap 

terhadap orang shalih, tidak boleh 

berlebihan atau meremehkan. 

Dalam tulisan ini, insyaallah akan 

dibahas sekilas bahaya ghuluw terhadap 

orang shalih. Allah berfirman, 

k±A ^ jjj Ia Uli 4iaK j Jh\ 1} jjujj 

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu 
melampaui batas dalam agamamu, dan 
janganlah kamu mengatakan terhadap 
Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya 



Al Masih, 'Isa putera Maryam itu, 
adalah utusan Allah dan (yang 
diciptakan dengan) kalimat-Nya yang 
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan 
(dengan tiupan) roh dari-Nya." (QS An 
Nisa': 171) 

Dalam ayat ini Allah 
memperingatkan agar tidak ghuluw 
dalam beragama. Yang dimaksud 
ghuluw adalah berlebihan dalam 
mengagungkan baik dengan ucapan 
maupun dengan keyakinan. Meskipun 
konteks ayat ini untuk ahli kitab tetapi 
maknanya umum mencakup peringatan 
bagi seluruh umat agar tidak ghuluw 
terhadap nabi mereka. Seperti yang 
dilakukan Nasrani terhadap Nabi Isa. 
Mereka ghuluw terhadap Nabi Isa, 
bahkan akhirnya menjadikan beliau 
sebagai sesembahan selain Allah. 



Terkandung dalam artikel ini firman Allah ta'ala, harap disimpan baik-baik pada tempat yang semestinya. 



Begitu juga Yahudi, mereka ghuluw 
terhadap Uzzair, mengatakan beliau 
adalah anak Allah. 

Sebab Kekufuran Pertama Kali: 
Ghuluw Terhadap Orang Shalih 

Ghuluw tehadap para Nabi tidak 
diperbolehkan apalagi yang lebih rendah 
kedudukannya dari mereka seperti 
orang-orang yang shalih. Bahkan kalau 
kita lihat dalam sejarah, kita dapati 
ghuluw terhadap orang shalih inilah 
yang menyebabkan pertama kali 
munculnya kesyirikan atau kekufuran di 
muka bumi, yaitu di zaman Nabi Nuh 
'alaihissalam. Sebelumnya, sejak zaman 
Nabi Adam 'alahissalarn manusia 
senantiasa berada diatas agama yang 
lurus. Meskipun mungkin ada diantara 
mereka yang jatuh dalam dosa atau 
kemaksiatan tetapi belum ada yang 
terjerumus dalam kesyirikan. 

Dalam shahih Bukhari ada satu 
riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu 



Bacalah ketika khatib sedang tidak berkhutbah... 



^^^^^^^ 2 

'anhu yang menjelaskan tentang firman 
Allah: 

IjjuoJj (^jxjj Chjkj 

"Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata: 
"Janganlah sekali-kali kamu 

meninggalkan (penyembahan) Tuhan- 
tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali 
kamu meninggalkan (penyembahan) 
Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq maupun 
Nasrr (QS Nuh: 23) 

Beliau (Ibnu Abbas) mengatakan: 
"Ini adalah nama orang-orang shaleh dari 
kaum Nabi Nuh, ketika mereka meniggal 
dunia, syetan membisikkan kepada kaum 
mereka agar membuat patung-patung 
mereka yang telah meninggal di tempat- 
tempat dimana disitu pernah diadakan 
pertemuan-pertemuan mereka, dan 
mereka disuruh memberikan nama-nama 
patung tersebut dengan nama-nama 
mereka, kemudian orang-orang tersebut 
menerima bisikan syetan, dan saat itu 
patung-patung yang mereka buat belum 



3 

dijadikan sesembahan, baru setelah para 
pembuat patung itu meninggal, dan ilmu 
agama dilupakan, mulai saat itulah 
patung-patung tersebut disembah". 

Ibnul Qayyim berkata: "Banyak 
para ulama salaf mengatakan: "Setelah 
mereka itu meninggal, banyak orang- 
orang yang berbondong-bondong 
mendatangi kuburan mereka, lalu mereka 
membuat patung-patung mereka, 
kemudian setelah waktu berjalan 
beberapa lama akhirnya patung-patung 
tersebut dijadikan sesembahan". 

Larangan Ghuluw Terhadap Nabi 
Muhammad Apalagi yang Selainnya 

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi 
wassalam adalah sebaik-baik manusia. 
Meskipun demikian, beliau melarang kita 
untuk ghuluw terhadap beliau. 
Diriwayatkan dari Umar radhiyallahu 
'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 
'alaihi wasallam bersabda: 



"Janganlah kalian berlebih-lebihan 
dalam memujiku, sebagaimana orang- 
orang Nasrani berlebih-lebihan dalam 
memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah 
seorang hamba, maka katakanlah: 
Abdullah (hamba Allah) dan 
Rasulullah (UtusanNya)" (HR Bukhari 
dan Muslim) 

Dalam hadits ini Rasulullah 
melarang kita mengkultuskan beliau, 
yaitu berlebihan dalam memuji. Beliau 
adalah hamba biasa yang tidak boleh 
disembah karena ibadah adalah hak 
ilahiyah Allah semata. Tidak boleh 
juga menyakini bahwa beliau memiliki 
bagian dalam rububiyah Allah seperti 
ikut mengatur alam semesta, memberi 
kelancaran rizki dan lainnya. Yang 
wajib bagi kita adalah memuliakan 
beliau, membenarkan kabar atau sabda 
beliau serta mengikuti ajaran beliau. 



Terkandung dalam artikel ini firman Allah ta'ala, harap disimpan baik-baik pada tempat yang semestinya.